Probolinggo – Sebuah kapal tongkang bermuatan batu split mengalami patah di bagian tengah saat melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan PT Delta Artha Bahari Nusantara (DABN), Kamis dini hari (25/12/2025).
Kapal tongkang yang diketahui bernama BG Marine Power 3303 tersebut sebelumnya sandar di Jetty 1 Pelabuhan DABN pada Rabu (24/12/2025). Insiden terjadi saat proses bongkar muat batu split (batu koral) tengah berlangsung. Beruntung, dalam kejadian tersebut tidak dilaporkan adanya korban luka maupun korban jiwa.
Namun demikian, insiden ini memunculkan dugaan adanya praktik monopoli bisnis yang melibatkan oknum dari Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Probolinggo. Kapal yang mengalami patah tersebut disebut-sebut merupakan pemasok yang berkaitan dengan oknum anggota KSOP berinisial WYO, yang diduga menggunakan jasa Perusahaan Bongkar Muat (PBM) milik Ketua Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Pelabuhan Kota Probolinggo.
Manajer Operasional PT DABN, Candra Kurniawan, membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia menyampaikan bahwa insiden kapal patah terjadi pada Kamis dini hari saat aktivitas bongkar muat berlangsung.
“Ya, kejadiannya tadi malam dini hari saat aktivitas bongkar muat berlangsung. Tidak ada korban luka dalam kejadian tersebut. Untuk kerugian maupun motif kejadian masih dalam proses penyelidikan,” ujar Candra singkat.
Meski tidak menimbulkan korban, kapal tongkang yang kabarnya dikelola oleh PBM PT Gwen tersebut diduga mengalami kerugian materi yang cukup besar akibat insiden tersebut.
Peristiwa ini mendapat sorotan keras dari salah satu aktivis Kota Probolinggo, Agus Cahyo. Ia menilai insiden tersebut mencerminkan lemahnya pengawasan serta adanya dugaan pengabaian terhadap standar operasional prosedur (SOP).
“Ini merupakan bentuk kurangnya pengawasan dan ketidakbecusan dalam bekerja, baik dari pihak pengelola maupun pihak keamanan, dalam hal ini KSOP Kelas IV Probolinggo,” tegas Cahyo.
Ia juga menyoroti dugaan adanya monopoli bisnis terselubung yang dilakukan oleh oknum di lingkungan KSOP Kelas IV Probolinggo, yang mencuat seiring terjadinya insiden kapal tongkang patah akibat aktivitas bongkar muat yang dinilai dilakukan secara sembrono.
Cahyo menegaskan akan terus memantau perkembangan kasus tersebut serta mendorong dilakukannya investigasi menyeluruh terkait kelayakan kapal yang sandar dan beroperasi di wilayah KSOP Probolinggo.
“Kami akan membentuk Aliansi Peduli Bahari dan segera melayangkan surat laporan terkait dugaan monopoli di dalam tubuh KSOP Probolinggo. Kami ingin memastikan apakah pengawasan sudah dilakukan dengan benar atau tidak,” pungkas pria yang akrab disapa Cahyo itu.

