Polri  

Mendengar Keluhan Warga, Polantas Menyapa Menjadi Ruang Aspirasi Baru

Mendengar Keluhan Warga, Polantas Menyapa Menjadi Ruang Aspirasi Baru

Tuban — Pagi itu, di antara jalan desa yang masih basah oleh embun, para anggota Satlantas Polres Tuban berjalan pelan sambil menyapa warga satu per satu. Tanpa sirine, tanpa kendaraan besar, hanya senyum dan salam yang menautkan kedekatan antara polisi dan masyarakat.

Inilah wujud nyata program “POLANTAS MENYAPA”, sebuah gerakan pendekatan humanis yang diinisiasi Kasat Lantas Polres Tuban, AKP Muhammad Hariyazie Syakhranie, S.Tr.K., S.I.K., untuk membangun komunikasi dua arah yang lebih hangat dan mendalam antara petugas dan warga desa.


1. Menyapa Warga dari Rumah ke Rumah

Petugas mendatangi warga secara langsung — dari teras rumah, warung kopi, hingga pos ronda.

Pagi, Bu… apa kabar? Anak-anak sekolah lancar?

Sapaan-sapaan kecil itu membuat warga merasa dihargai dan diperhatikan. Tidak lagi melihat polisi sebagai figur yang menegangkan, tetapi sebagai saudara yang peduli.


2. Mendengar, Bukan Hanya Menyampaikan

Dalam program ini, anggota Satlantas lebih banyak mendengar keluhan dan cerita warga:

  • keluhan pemuda tentang sulitnya mengurus SIM,
  • keresahan ibu-ibu soal anaknya yang belum paham tertib lalu lintas,
  • harapan para petani tentang perbaikan jalan desa.

Setiap suara dicatat dan ditindaklanjuti sebagai bahan evaluasi pelayanan.

Kami ingin polisi menjadi tempat warga bercerita, bukan tempat warga merasa takut,” ujar AKP Hariyazie.


3. Edukasi Lalu Lintas dengan Bahasa yang Membumi

Petugas menyampaikan pesan keselamatan dengan pendekatan yang sederhana dan menyentuh:

Helm itu bukan untuk menghindari tilang, Pak… tapi untuk menyelamatkan orang yang menunggu njenengan di rumah.

Cara penyampaian seperti ini membuat warga lebih mudah memahami, karena disampaikan dengan bahasa sehari-hari dan penuh ketulusan.


4. Pendampingan SIM dan Penjelasan Pajak Kendaraan

Banyak warga desa yang masih bingung mengenai proses administrasi kendaraan. Melalui “Polantas Menyapa”, petugas memberikan pendampingan langsung:

  • cara mengurus SIM tanpa calo,
  • cara membayar pajak kendaraan,
  • syarat-syarat perpanjangan STNK,
  • penjelasan tentang manfaat pajak bagi pembangunan desa.

Jalan alus lan lampu jalan sing madhangi wengi… iku hasil pajak panjenengan,” jelas salah satu petugas.


5. Hadir Bukan Sebagai Penegak, Tapi Sahabat

Dalam setiap kunjungan, petugas duduk bersama warga tanpa jarak. Ada yang lesehan di balai desa, ada yang menyeruput kopi hangat di warung, ada pula yang bercanda dengan anak-anak di halaman.

Kehadiran polisi seperti ini membuat warga merasa nyaman dan tidak sungkan untuk bertanya atau menyampaikan keluh kesah.

Polisi datang kok adem, rasane kaya sedulur dhewe,” ujar seorang warga desa.


6. Membangun Kepercayaan, Menumbuhkan Kesadaran

Program “Polantas Menyapa” tidak hanya memperdekat hubungan polisi dengan masyarakat, tetapi juga menumbuhkan kesadaran tertib lalu lintas dengan cara yang persuasif, ramah, dan berlandaskan dialog.

Kasat Lantas Polres Tuban menegaskan bahwa program ini akan terus berlanjut.

Jika masyarakat merasa dekat dan percaya, mereka akan tertib bukan karena takut, tetapi karena sadar. Itulah tujuan utama kami.


Polisi Menyapa, Warga Menyambut

Kini, setiap kali petugas Polantas datang, warga menyambut dengan senyum dan obrolan hangat. Anak-anak berlarian, ibu-ibu menyiapkan teh, dan para bapak mengajak duduk berbincang.

Program ini telah mengubah cara masyarakat melihat polisi — bukan hanya penjaga jalan, tetapi penjaga kedamaian di tengah kehidupan desa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *