**Kota Probolinggo** — Fasilitas toilet umum di Alun-Alun Kota Probolinggo yang seharusnya gratis kini justru berbayar, menambah kekecewaan bagi pengunjung yang mengharapkan kenyamanan. Toilet tersebut, yang terletak di Jl. Ahmad Yani, depannya Pendopo Bupati Probolinggo ini sering dikeluhkan karena kebersihannya yang buruk. Bau tak sedap dan kondisi yang tidak terawat menjadi masalah utama yang dihadapi pengunjung. Padahal, fasilitas tersebut dimaksudkan untuk melayani masyarakat tanpa biaya.
Berdasarkan hasil investigasi tim gabungan media online, ditemukan dua toilet di kawasan alun-alun, masing-masing berada di ujung barat dan timur. Toilet di bagian barat dalam kondisi terkunci dan tanpa penjaga, sehingga tidak bisa digunakan. Seorang sumber berinisial AT menyatakan bahwa penjaga toilet barat telah pulang dan menyarankan untuk menggunakan toilet di masjid umum atau toilet di sisi timur.
**Toilet Timur Berbayar Rp 2.000**
Saat tim media mencoba menggunakan toilet di bagian timur, mereka diminta membayar Rp 2.000. Ketika ditanyakan soal alokasi uang tersebut, penjaga toilet, seorang perempuan, tidak dapat memberikan penjelasan jelas. Ia hanya menginformasikan bahwa uang itu diambil oleh seorang pria yang namanya tidak diketahui. Penjaga juga menyebutkan bahwa suaminya, berinisial Rj, adalah penjaga tetap untuk toilet tersebut. Selain itu, area depan toilet digunakan untuk berjualan minuman.
**Keluhan Pengunjung dan Pedagang Kaki Lima**
Seorang pengunjung yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekecewaannya terhadap kondisi toilet. “Toilet umum yang seharusnya gratis malah berbayar, kotor, dan bau. Kebersihannya sangat tidak terjaga,” ujarnya. Seorang pedagang kaki lima (PKL) di sekitar alun-alun juga menganggap toilet tersebut tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya sebagai fasilitas umum.
**Satpol PP: Tidak Tahu Toilet Berbayar**
Hendra, petugas Satpol PP yang berjaga di alun-alun, menyatakan bahwa ia tidak mengetahui adanya biaya untuk menggunakan toilet umum tersebut. “Setahu saya, toilet umum itu gratis. Tugas kami hanya mengawasi keamanan dan PKL di sekitar alun-alun,” jelasnya. Ia menyarankan agar masalah ini dikonfirmasi ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo.
**DLH Akui Ada Oknum**
Ketika tim media mendatangi DLH Kota Probolinggo untuk meminta penjelasan, Kepala DLH Retno Wandasari, didampingi stafnya R Aprilia, menyatakan bahwa pihaknya tidak pernah memberikan instruksi untuk memungut biaya penggunaan toilet umum. Ia menduga ada oknum yang memanfaatkan fasilitas tersebut untuk keuntungan pribadi.
“Kami akan segera berkoordinasi untuk menelusuri siapa yang bertanggung jawab dan memastikan toilet tersebut berfungsi sesuai dengan peruntukannya,” ujar Retno. Ia juga menambahkan bahwa kunci toilet belum diserahkan kepada pihak DLH dan pengelolaan fasilitas umum ini membutuhkan perhatian lebih. Retno menyatakan keinginan untuk menjalin koordinasi dengan pemerintah Kota Probolinggo, khususnya terkait pengelolaan fasilitas umum seperti toilet di Kraksaan dan Pasuruan yang sudah terjaga kebersihannya.
**Tindakan Pemerintah Ditunggu**
Kondisi ini menimbulkan kekecewaan di kalangan masyarakat. Mereka berharap pemerintah Kota Probolinggo segera mengambil langkah tegas untuk memastikan toilet umum kembali berfungsi sebagaimana mestinya, serta menjaga kebersihan dan mengawasi oknum-oknum yang merugikan masyarakat.
**Bersambung…**
*(Tim Gabungan Media Online)*