Tuban — Pagi itu, angin Tuban bertiup lembut, seakan ikut menyambut langkah para anggota Satlantas Polres Tuban yang memasuki kawasan desa. Tidak dengan sirine, tidak dengan wajah tegang, tetapi dengan senyum tulus dan sapaan hangat yang membuat warga merasa dihargai. Program “Polantas Menyapa” kembali hadir, bukan sebagai rutinitas, tetapi sebagai jembatan hati antara polisi dan masyarakat.
Tidak ada batasan. Tidak ada jarak. Yang ada hanyalah kedekatan yang benar-benar terasa.
Edukasi SIM: Menghapus Takut, Menghadirkan Rasa Aman
Di sebuah pos pelayanan sederhana, warga duduk berjejer—petani, ibu rumah tangga, pemuda, hingga lansia. Mereka bukan sedang diperiksa, melainkan diajak belajar bersama tentang cara membuat SIM.
“Bapak Ibu jangan takut. Kami di sini membantu, bukan mempersulit,” ujar seorang petugas sambil tersenyum ramah.
Kalimat sederhana itu membuat banyak warga mengangguk lega. Ada yang selama ini takut ujian praktik, ada yang bingung soal biaya, ada pula yang merasa tidak percaya diri. Namun pagi itu, semua kegelisahan mencair oleh sikap humanis para polisi.
Penjelasan STNK dan Pajak Kendaraan: Warga Merasa Ditemani, Bukan Dibiarkan
Tidak jauh dari sana, beberapa pedagang sayur menerima brosur edukasi mengenai STNK dan pajak kendaraan. Penjelasan dilakukan dengan sabar, tanpa tergesa-gesa.
“Selama ini kami bingung, Mas… Sekarang jadi jelas,” kata seorang pedagang dengan mata berkaca-kaca.
Ia mengaku sering menunda urusan pajak karena takut ribet. Tapi pagi itu, ia merasakan sesuatu yang berbeda: perhatian.
Sosialisasi BPKB: Polisi Menjadi Tempat Bertanya, Bukan Ditakuti
Beberapa warga yang baru membeli motor langsung bertanya soal BPKB. Kapan diambil? Dokumen apa saja? Bagaimana cek keasliannya?
Semua dijawab dengan sabar dan bahasa yang mudah dipahami.
“Kami ingin warga punya kepastian, tidak lagi takut salah langkah,” jelas seorang anggota Satlantas.
Warga merasa lebih percaya diri. Ada rasa aman ketika mereka merasa ditemani oleh petugas yang peduli.
Kasat Lantas: “Polantas Menyapa adalah Cinta Kami untuk Masyarakat Tuban”
Kasat Lantas Polres Tuban, AKP Muhammad Hariyazie Syakhranie, S.Tr.K., S.I.K., menegaskan bahwa program ini lahir dari niat tulus untuk mendekatkan polisi dengan masyarakat.
“Polantas Menyapa bukan sekadar sosialisasi. Ini adalah wujud cinta dan kepedulian kami. Kami ingin warga merasa ditemani dalam setiap urusan kendaraan, tanpa rasa takut atau bingung.”
Ucapannya disambut senyum hangat warga. Sebuah pesan sederhana, namun membekas di hati.
Pelayanan yang Mengutamakan Hati, Bukan Sekadar Administrasi
Hari itu, Polantas Tuban membuktikan bahwa pelayanan publik bukan hanya tentang dokumen dan aturan. Ada sisi lain yang jauh lebih penting: kemanusiaan.
Senyum warga, tawa kecil yang tercipta, dan obrolan santai antara polisi dan masyarakat menunjukkan bahwa hubungan keduanya bisa harmonis—bahkan penuh kehangatan.
Di Tuban, pagi itu terasa berbeda. Lebih cerah. Lebih hidup. Lebih dekat.
Program “Polantas Menyapa” bukan hanya menyampaikan informasi, tetapi merawat hubungan. Bukan hanya turun ke lapangan, tetapi masuk ke hati masyarakat.
Dan hari ini, Tuban membuktikan: polisi bisa menjadi sahabat, pelindung, sekaligus keluarga bagi warganya.
