Tuban — Di sebuah ruangan rapat di Lantai III Sekretariat Daerah Kabupaten Tuban, suasana hangat dan penuh harapan terasa jelas sejak acara dimulai. Pemerintah Kabupaten Tuban melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) menggelar Sosialisasi Pembinaan Organisasi Kemasyarakatan, sebuah langkah penting untuk memperkuat hubungan antara pemerintah dan masyarakat.
Di antara tokoh yang hadir, tampak Ketua Umum Laskar Ronggolawe Nusantara (LRN), M. Solik, duduk dengan penuh kesungguhan. Kehadirannya membawa energi positif, seolah menjadi simbol bahwa semangat kebersamaan dan gotong royong masih hidup dan terus tumbuh di Bumi Ronggolawe.
Acara ini bukan sekadar sosialisasi, bukan pula hanya pertemuan formal antara pemerintah dan organisasi. Bagi banyak peserta, momen ini adalah titik temu harapan—bahwa ormas tidak hanya menjadi pelengkap di tengah masyarakat, tetapi bagian penting dalam menjaga harmoni, membantu sesama, dan menjadi jembatan antara rakyat dengan pemerintah.
Dalam sambutannya, pihak Bakesbangpol menegaskan bahwa organisasi kemasyarakatan adalah mitra strategis pemerintah. Mereka memiliki peran besar dalam menjaga ketertiban sosial, meningkatkan kesadaran publik, serta mendorong pembangunan yang lebih manusiawi. Dan hari itu, sinergitas itu kembali ditegaskan.
M. Solik, dengan sikap tenang namun tegas, menyampaikan bahwa Laskar Ronggolawe Nusantara lahir dari semangat pengabdian dan kecintaan pada tanah kelahiran Tuban. Ia menilai kegiatan seperti ini sangat penting agar organisasi dan pemerintah bisa berjalan searah—bukan hanya dalam program, tetapi juga dalam hati.
“Kami hadir untuk masyarakat. Sinergi seperti ini bukan hanya memperkuat organisasi, tetapi memperkuat harapan orang-orang kecil yang membutuhkan perhatian,” ungkapnya.
Para peserta tampak antusias. Ada rasa bangga, ada pula tetesan haru ketika mendengar penjelasan bahwa pemerintah kini semakin membuka ruang dialog, memberikan pembinaan, dan mengajak ormas bersama-sama menjaga Tuban agar tetap damai, maju, dan sejahtera.
Di akhir acara, suasana tampak cair. Para tokoh ormas saling berbincang, saling menguatkan, dan saling berkomitmen untuk terus berkolaborasi. Ruang Rapat RH Ronggolawe pagi itu seakan berubah menjadi ruang harapan—tempat di mana suara rakyat kecil menemukan jalannya.
Acara ini menjadi bukti bahwa ketika organisasi kemasyarakatan dan pemerintah bersatu, maka bukan hanya program yang berjalan, tetapi hati masyarakat pun tersentuh. Karena pembangunan sejati bukan hanya soal fisik atau anggaran, tetapi tentang rasa memiliki dan kebersamaan yang tumbuh dari niat tulus untuk saling menguatkan.
Hari itu, Tuban seolah berkata pelan:
“Kebersamaan adalah kekuatan kita.”
